Grup Whatsapp Trader Saham | Saya mulai masuk di pasar modal tahun 2019. Saat itu keadaannya sangat volatil sekali. Terutama karena perang dagang Amerika dan China, kasus Jiwasraya, dan Covid-19. Tiba-tiba terlintas di pikiran untuk mengikuti grup whatsApp saham.
Satu yang paling diharapkan adalah mendapatkan keuntungan yang stabil. Kalau naik drastis, saya tidak mengharapkan banyak hal tersebut. Karena risikonya turunnya berarti juga tinggi. Tapi saya menyadari sesuatu yang membahayakan di samping sisi menguntungkan dari grup whatsapp trader tersebut.
Table of Contents
Cara Grup Whatsapp Trader Saham Menarik Peserta
Biasanya Anda mendapatkan posting di media sosial, seperti facebook, twitter, atau bahkan stockbit yang menyatakan “Gabung di grup whatsapp trader saham langsung cuan. Terimakasih rekomendasinya. Gratis pula.” Nanti disertakan screen shoot bukti cuan.
Tentu hal ini sangat menarik sekali. Semua pasti tertarik untuk masuk grup whatsapp tersebut. Memang gratis. Yang dipikiran masih sama, dapatkan rekomendasi untuk membeli, besoknya, atau minggu depan sudah cuan.
Saya pun tertarik masuk. Soalnya sudah ada buktinya, screen shoot. Memperhatikan alur grup dengan peserta yang sangat banyak. Biasanya sebelum jam beli, sudah keluar rekomendasi. Nanti sore hari ada ucapan selamat bagi yang mengikuti dan sudah cuan.
Begitulah seterusnya. Tapi apakah benar-benar cuan? Saya tidak akan jawab. Mari telaah cara kerjanya.
Cara Kerja Grup Whatsapp Trader Saham
Ingat yang ditarik oleh grup ini kebanyakan orang yang ingin untung hingga puluhan persen dalam jangka waktu satu bulan. Kalau perlu seratus persen satu bulan. Begitulah daya tariknya. Maka sifatnya adalah trader.
Trader memiliki ciri-ciri jual beli yang begitu cepat. Bisa satu minggu, satu hari, bahkan satu jam. Apakah Anda sempat untuk selalu melihat? Sempat. Oke. Kalau sempat mari kita telaah cara kerjanya.
Harga saham akan naik ketika banyak yang beli. Harga saham akan turun ketika banyak yang menjual. Begitulah hukumnya.
Bahaya Rekomendasi Saham Trader
Admin biasanya sudah membeli sebelum meberikan rekomendasi. Bisa jadi sore pada hari sebelumnya. Contoh saham ABCD di harga 120. Atau bahkan hari sebelumnya lagi saat harga 118.
Keesokan hari sudah mulai direkomendasikan, Anda sudah siap-siap untuk membeli. Tapi harus diingat bahwa Anda membeli di jam normal. Biasanya ketika dibuka harga sudah mulai bergerak naik sedikit. Misal ketika jam 9 dibuka tahu-tahu sudah bergerak di angka 122. Sudah naik 1%.
Bagi trader satu persen itu sesuatu banget. Jika modalnya 20.000.000, sudah bertambah 200.000, satu hari lho.
Anggota grup pun bergerak untuk membeli. Biasanya investor ritel dengan modal tidak banyak, sekali beli di bawah sepuluh juta. Tapi karena dikeroyok banyak anggota grup, bisa jadi menjadi 100.000.000. Atau lebih.
Kalau saham blue chip, angka segini tidak ada efek. Maka perhatikan baik-baik, seringkali rekomendasi grup whatsapp trader saham meleset di saham dengan angka kapitalisasi besar. Maka biasanya ada kode saham dengan kapitalisasi kecil. Contoh, HRTA, JSKY, atau apalah.
Saham dengan kapitalisasi kecil, gampang gerak, dan lebih menggiurkan. Di sinilah biasanya orang banyak tertarik. Karena bayangannya cuan kotoz kotoz. Hehehe. Misal 100.000.000 juta itu masuk. Sekian lot terbeli.
Harga bergerak, naik 2% misalkan. Ini kenaikan wajar di bursa. Anda membeli di angka 123, kemudian bergerak menjadi 125. Nafsu Anda mulai menggila, beli sedikit lot lagi. Harapan Anda harga terus naik. Lupa kalau ini lebih tepat untuk trader. Anda masih pegang saham ini.
Tapi Admin sudah melepas di harga 125 dari beli di harga 120. Ada selisih 5 rupiah, atau naik 4.8%. Dia sudah jual. Karena besok sudah harus memberikan rekomendasi beli lagi. Admin sudah untung sekitar 800 ribu dari modal 20 juta. Ini satu hari lho. Dia trader.
Ketika Anda besok buka grup, ada rekomendasi lain, tahu-tahu harga saham justru turun di angka 118. Minus. Karena Anda hanya mengikuti rekomendasi, bukan gayanya, maka Anda jual. Daripada minus lebih dalam.
Kesalahan Anggota Grup WhatsApp Saham
Mengapa Anda tidak melepas. Jawabannya ada dua, modal sedikit dan belum terbiasa menjadi trader. Modal hanya lima juta. Ketika beli di harga 122 naik ke 125 artinya ada marjin hanya sekitar 1%, cuma 50.000, belum dipotong lain sebagainya.
Kedua, Anda lupa kalau trader memiliki mungkin dua layar monitor untuk mantau harga, atau dua handphone untuk melihat grafik. Anda masih bekerja. Maka ketinggalan. Oleh sebab itu admin yang cuan Anda yang boncos.
Ketika Anda komplain, jawabannya lebih banyak, Anda tidak mengikuti saran dengan baik. Hehehe.
Langkah Terbaik di Grup Investasi Saham
Menurut saya yang bagus adalah grup saham dengan pola sharing informasi, news. Karena saham bergerak serentak, bukan satu grup doank, karena ada good news. Ingat buy on bad news, sell on good news.
Nah siapa yang bisa mengetahui informasi lebih dini, dia yang menang. Begitulah pasar modal. Kalau ada grup yang mengatakan ada informasi penting atau insight tentang keadaan sektor tertentu, lebih baik Anda ikut.
Tapi kalau Anda ikut grup whatsapp saham trader, kami tidak menyarankan. Apalagi jika Anda masih memiliki aktivitas kerja yang padat setiap harinya. Anda akan ketinggalan kapan waktu jual dan beli saham.
Nikmati artikel menarik lainnya di sahamhijau.com