Bank Terbesar di Indonesia Berdasar Laba Bersih

Indonesia memang gudangnya bank. Tapi kalau berbicara siapa yang paling besar, maka hal ini menjadi pertanyaan besar. Oleh sebab itu kami akan mengulas bank terbesar di Indonesia berdasarkan laba yang dihasilkan pada kuartal pertama 2022.

Apa yang kami tulis berdasarkan data dari Investor Daily yang terbit pada 31/05/2022. Juga kami ramu dengan data tambahan dari lainnya seperti bisnis.com agar menjadi lebih bagus. Artikel ini diproduksi oleh sahamhijau.com

Table of Contents

Bank BRI

Yang pertama adalah Bank BRI dengan kode BBRI. Bank ini mampu menghasilkan laba 12 triliun lebih atau tumbuh mencapai 78.13% dari tahun sebelumnya. Maklum, Bank BRI adalah bank negara dengan nasabah masyarakat desa yang cukup kuat.

Oleh sebab itu dengan kelebihan inilah labanya cukup stabil dan mampu bangkit lebih cepat paska covid. Bahkan secara aset, Bank BRI adalah juaranya, per Feburari 2022 mencapai 1.5 triliun lebih.

Bank Mandiri

Bank Terbesar di Indonesia berdasarkan laba yang kedua adalah Bank Mandiri. Ini masih Bank BUMN yang memiliki segmentasi kelas menengah atas. Menurut kami segmentasi ini berhasil, labanya mencapai 10.8 triliun lebih.

Pertumbuhannya di tahun 2022 kuartal pertama mencapai 67.11%. Data yang cukup bagus. Masalah aset, bank berwarna biru ini juga menduduki peringkat dua dengan nilai sebesar 1.35 triliun.

Bank BCA

Bank terbesar di Indonesia berikutnya adalah Bank BCA dengan kode BBCA. Siapa yang tidak mengenal bank yang satu ini. Labanya mencapai 8 milyar dengan pertumbuhan mencapai 14% dari tahun sebelumnya.

Di antara bank lain, BCA memiliki angka pertumbuhan paling kecil. Tapi hal ini karena laba di tahun 2021 juga masih tinggi. Tidak seperti bank lain yang jeblok cukup dalam. Oleh sebab itu meskipun kenaikannya biasa, tapi labanya tetap jumbo, 8 triliun lebih.

Bank BNI

Bank terbesar di Indonesia berikutnya adalah Bank BNI. BUMN yang satu ini dikenal sebagai salah satu bank terbesar. Labanya di kuartal pertama mencapai 3.9 triliun. Tumbuh dari tahun sebelumnya sebesar 66%. Ini tergolong cukup besar.

Untuk aset juga menempati urutan nomor empat. Per Februari 2021, aset bank BNI mencapai 798 triliun lebih. Menurut kami strategi digitalisasi bank BNI mulai menarik.

Bank CIMB Niaga

Yang keempat adalah Bank CIMB Niaga. Ini dibawah CIMB Group Holding yang dimiliki oleh pemerintah Malaysia. Hebatnya adalah kinerjanya moncer dengan pendapatan mencapai 1.2 Triliun di kuartal pertama 2022.

ROE bank CIMB Niaga dikenal lumayan mencapai sekitar 10%. Oleh sebab itu posisi kelima adalah posisi yang tepat.

Bank Syariah Indonesia

Langkah pemerintah menggabungkan bank syariah milik BUMN sangat tepat. Menyatunya bank berkode BRIS ini menjadikannya memiliki aset jumbo sampai 269 triliun dan mampu menghasilkan laba sebesar 988 milyar.

Bahkan pertumbuhannya dari tahun kuartal pertama 2021 ke kuartal pertama 2022 mencapai 33%. Nasabah loyalnya memang besar. Ini segmentasi yang cukup unik.

Bank Danamon

Bank terbesar di Indonesia secara laba berikutnya adalah Bank Danamon yang saham mayoritasnya sudah digenggam oleh MUFG. Ini merupakan salah satu bank terbesar di dunia berdasarkan modal inti.

Bank Danamon dikenal memiliki segmentasi pada korporasi dan memberikan kredit-kredit dalam jumlah yang begitu besar. Oleh sebab itu kenaikannya mencapai 64% dengan laba berjumlah 884 milyar. Padahal secara aset Bank Danamon berada di urutan 10 per Februari 2022 dengan nilai 181 triliun.

Bank BTPN

Bank BTPN masuk dalam urutan ke delapan. Bank ini memiliki segmentasi yang terkenal di kalangan pensiunan, pelaku usaha mikro kecil, menengah, dan komunitas sejenisnya. Namanya saja Bank Tabungan Pensiunan Nasional.

Tapi secara kinerja paling tidak bagus di antara lainnya. Saat yang lain labanya melonjak, BTPN justru jeblok 19%. Labanya berada pada 875 milyar. Menurut kami di antara yang lain, BTPN kurang oke.

Bank Permata

Berikutnya adalah Bank Permata di bawah Bangkok Bank. Secara aset, Bank Permata tidaklah masuk dalam sepuluh besar, tapi masalah laba, Bank Permata memang hebat. Berhasil meraih 750 milyar, labanya naik 51.5% dari tahun sebelumnya.