Cara Bandar Goreng Saham dan Menipu Ritel

Cara bandar goreng saham perlu diketahui oleh banyak investor ritel. Terutama karena begitu banyaknya yang terjebak dalam saham-saham gorengan, tapi yang terjadi adalah kerugian yang begitu besar.

Kami sudah pernah mengulas tanda-tanda saham gorengan di sini. Tapi untuk lebih jelas kami akan mengulas bagaimana cara bandar goreng saham dan menipu ritel. Apa yang kami jelaskan berdasarkan pengamatan secara personal, bisa jadi berbeda dengan lainnya.

Bandar Saham

Saya tidak akan menjelaskan apakah bandar saham ada atau tidak di bursa. Karena ketika Anda membaca tulisan ini berarti sudah mengerti bahwa di bursa ada beberapa aksi di saham-saham tertentu yang menjadi objek olahan dari bandar.

Namun yang perlu diketahui adalah, bandar saham juga berarti big money, uang besar yang masuk dan bergerak dengan bersepakat dalam satu ide. Maksudnya membeli bersama-sama, menjual bersama-sama. Sehingga mampu mengakibatkan pergerakan harga saham yang signifikan.

Bahkan kita sebagai ritel pun bisa melakukan itu, contoh kasusnya kdi Amerika Serikat sewaktu ritel mengalahkan bandar di saham Gamestop. Kami sudah mengulasnya di sini. Tapi masalahnya tidak semua ritel bersepakat. Inilah mengapa ritel hanya menjadi korban bandar saham.

Tahap Cara Bandar Goreng Saham

Tahap awal cara bandar goreng saham adalah memilih objeknya. Objek saham dipilih biasanya yang memiliki harga receh. Receh bisa diartikan di bawah seribu. Umumnya demikian. Meskipun di atas ini juga sering terjadi.

Bandar lebih tertarik denga saham receh karena memang ritel menyukai saham ini. Ritel masih banyak menganggap saham murah adalah yang harganya recehan. Tidak pedulu dengan price to book value atau rasio lainnya seperti PER.

Kedua saham receh juga mudah dibeli oleh ritel, untuk satu lot saja hanya butuh harga 100.000, jika harganya seribu. Tapi kalau harganya 200 perak, maka hanya butuh 20.000. Jadi kalau bicara seratus lot, bangga bukan main. Ini yang dimanfaatkan bandar.

Trik cara bandar goreng saham berikutnya adalah mencari saham dengan nilai kapitalisasi tidak begitu besar. Bisa di bawah satu triliun, atau kalau bisa di bawah lima ratus milyar. Dengan kapitalisasi pasar yang kecil, harga saham jauh lebih mudah digerakkan.

Mencari Saham Berprospek

Bandar itu jauh lebih pintar dari ritel yang mahir sekalipun. Maka yang dicari adalah yang kalau digerakkan sedikit masuk akal karena adanya sentimen. Ingat saham butuh sentiment untuk bergerak dan menggerakkan ritel.

Maka, dicari saham yang memiliki prospek secara bisnis, meskipun tidak prospek secara fundamental. Maksudnya adalah, meskipun fundamental saham itu sangat jelek, rugi tahunan, tapi kalau ada masa depan, maka mudah menarik perhatian.

Contoh ada saham yang fundamental bagus, tapi bisnisnya di sektor energi baru terbarukan. Ini sentimen hilang muncul terus. Batu bara membuat kerusakan iklim, pemerintah menghimbau energi baru terbarukan. Maka nantinya bandar tinggal mengucap, masa depan perusahaan ini sangat bagus. Entah rugi terus masa bodoh.

Di sinilah ritel sangat diuji kematangannya dengan cara bandar goreng saham. Grup-grup wa saham bergerak, media kecil juga mulai bergerak. Mengabarkan ini dan itu, sehingga ritel terpatik langsung tanpa pernah memeriksa fundamental perusahaan, atau  teknikal perusahaan.

Lebih aneh lagi ritel tidak membeli ketika saham berada di harga bawah. Kalau sadar di harga bawah, Anda masuk golongan bandar juga yang menikmati cuan. Ritel biasanya sadar ketika panik melihat ada yang naik.

Cara Bandar Beraksi Goreng Saham

Tahap awal cara bandar goreng saham adalah akumulasi saham. Ingat bandar punya kesabaran tingkat dewa dengan jumlah uang yang dimilikinya. Tahap awal adalah mendapatkan harga semurah-murahnya. Caranya ada dua. Memang benar harganya ketika itu sudah murah, atau dimurahkan.

Bandar sudah biasa membeli harga saham sedikit tinggi, jumlahnya banyak, tapi bertahap, jadi tidak menimbulkan gejolak harga. Ketika sudah banyak, kalau harga sudah sedikit tinggi, dia tidak angkat, tapi jual. Karena barangnya banyak, harga rontok.

Di sinilah ritel panik, dia perasaan melihat bandar kemarin akumulasi, kok harga turun. Ritel belum matang ikut jual. Harga turun, pelan-pelan tapi pasti, atau bahkan langsung anjlok. Ritel perlahan rontok. Ini kecerdasan dari cara bandar goreng saham.

sahamhijau.com

Di sinilah bandar akumulasi besar-besaran. Kami tidak akan membahas bagaimana cara bandar akumulasi saham besar, kami sudah pernah membahasnya di sini. Anda tinggal baca saja. Akumulasi biasanya terjadi dalam jangka waktu tidak sebentar, pokoknya buat ritel enggan menunggu.

Jadi perasaan ritel, saham ini tidak naik-naik, saya jual saja. Bandar akumulasi terus, bisa jadi sampai memiliki barang yang sangat banyak. Anda tanpa sadar sudah sedekah ke bandar. Barang di bandar pada akhirnya benar-benar penuh. Ritel sudah pergi.

cara bandar goreng saham

Fungsi Sentimen Saham untuk Bandar

Di sinilah dia tinggal menunggu sentimen. Ada isu positif lah, ada apalagi lah, dan segala macamnya. Seperti jadi menteri pemegang sahamnya. Digerakkan ke publik kalau ada kemungkinan nantinya dapat proyek lah, atau apalah. Pokoknya ritel manggut-manggut.

Bandar mulai sedikit menaikkan harga. Bandar sudah punya hitungan matang. Barang yang dia punya 800 ribu lot, dia hanya perlu mengorbankan 300 ribu lot untuk menaikkan. Keuntungan berlipat ada di lima ratus ribu lot.

Wush, ritel terperanjat. Tahu-tahu loncat harganya naik. Bandar memanfaatkan offer saham masih sedikit, sehingga bisa disikat bersih hingga naik di atas sepuluh persen.

Selepasnya, bandar menjaga harga agar harga tidak turun. Biasanya pakai bid yang tebal-tebal. Sehingga muncul kesan, harga tidak mungkin turun.

Di sini ritel mulai tertarik transaksi beli. Grup-grup saham dan alarm bandarmologi sudah berbunyi. Esok akan ara. Bandar akan beraksi. Benar, esok harga saham naik gila. Tapi jangan mengira bandar rugi. Ini cara bandar goreng saham dan menipu ritel.

Justru di sinilah bandar mulai distribusi barang kepada ritel. Tapi sedikit, karena kalau banyak, berarti ARB. Barulah besoknya ada kemungkinan, naik sedikit, akan ara, atau sideway. Yang menjadikan ritel masih yakin. Mereka semakin banyak membeli.

Ritel Tertipu Aksi Bandar

Tapi justru di sinilah bandar distribusi barangnya sedikit demi sedikit. Ingat bandar sudah punya barang di harga 200, sekarang sudah di harga 400. Ini angka contoh ya. Bandar tinggal berpikir bagaimana melepas semua barangnya.

Maka ARB adalah jalan terbaik, mungkin di hari kelima, atau di hari keenam. Tujuannya untuk menghabiskan sisa barang. Di sinilah ritel tertinggal. Ritel pegang barang di harga 350-an.

Perasaan ritel, masih mau naik lagi ke angka 400, karena melihat grafik, ada perasaan saatnya serok, menantang bandar, “Ayo ndar turunin terus, gua serok.” Lupa kalau modalnya tidak ada seupil dari bandar. Boleh saja bersepakat menadah sama-sama.

Pertanyaan besarnya adalah, ketika barang bandar sudah habis, yang sudi naikkan harga saham siapa? Ritel tidak punya keahlian khusus untuk itu. Apalagi ini saham yang fundamentalnya tidak begitu bagus.

Investor rasional tidak mampir, bukan seperti BBCA, SIDO yang dikeroyok kemudian konsisten naik sendiri. Pikirkan sendiri ya… Cara bandar goreng saham memang sadis.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Copas Ya