Cara mengetahui trend naik atau turun di saham sangat penting. Karena itu artinya Anda tinggal mengikuti arus saja, kalau trend naik itu artinya cukup diikuti saja. Kalau trend turun itu artinya Anda belum boleh membeli.

Masalahnya adalah bagaimana cara mengetahui trend naik atau turun di saham, apa tanda-tandanya sehingga bisa menyimpulka bahwa saham tersebut sedang trend turun, atau naik? Inilah yang akan kami bahas dalam tulisan pendek ini. Yang kami sajikan lebih kepada pengalaman.

Kenali Pattern Saham

Ingat setiap setiap saham memiliki pola yang berbeda-beda. Seperti sifat manusia, satu dengan yang lainnya berbeda. Begitu pula di saham. Mungkin Anda merasa, aneh, tapi kenyataannya memang demikian.

Maka kalau Anda menerapkan satu metode, akan berbeda hasilnya antara satu saham dengan saham yang lainnya. Contoh sederhana, sifatnya saham Unilever berbeda dengan saham semacam HRTA.

Unilever memiliki identitas yang mirip dengan HMSP. Yaitu naik turunnya pelan-pelan. Sangat jarang terjadi pola yang fluktuatif di saham tersebut. Kalau naik halus sekali, begitu juga kalau naik, halus sekali.

Tapi kalau sudah terjadi satu trend di saham tersebut, akan menghabiskan waktu yang cukup lama. Tren turun terjadi lama sekali, tren naik juga akan terjadi lama sekali. Begitulah model saham bluechip. Kecepatan 40 kilometer perjam. Paling naik turun sehari antara 1-2%. Rata-rata.

Lain dengan HRTA, PT Hartadinata Abadi Tbk. Menurut kami saham ini masuk kategori lapis dua. Meskipun tidak setajam gorengan, tapi naik turunnya lumayan kencang. Ya kira-kira sudah masuk 60 kilometer perjam. Jadi cara mengetahui trend naik dan turun di saham tersebut juga berbeda. Naik turun saham sehari bisa sekitar 1-3%, rata-rata ya.

Apalagi kalau saham seperti BRMS, yang mana masuk golongan lapis tiga. Mungkin secara trend besar mengalami kenaikan, tapi fluktuasi yang terjadi sangatlah kencang. Ini lebih dahsyat lagi. Sekali naik turun bisa di angka 1-5%. Kecepatannya bisa 80-100 kilometer perjam. Maka cara mengetahui trend naik dan turun di saham ini harus spesial.

Cara Mengetahui Trend Naik dan Turun

Cara mengetahui trend naik dan turun di saham akan kami sajikan menggunakan contoh. Kami sangat menyukai trend jangka panjang bukan jangka pendek. Sebelum itu pahami terlebih dahulu tentang moving average.

Moving average adalah pergerakan rata-rata yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Ada MA20 yang artinya adalah pergerakan rata-rata dalam dua puluh hari. Ada juga enam puluh hari dan lain sebagainya. Lebih lengkapnya tentang moving average dan tekniknya bisa dibaca di sini.

Perbedaan moving average dengan trend naik dan turun saham yang akan kita bahas adalah pada sisi grafik. Kalau moving average lebih kepada pergerakan rata-rata dalam rentang waktu. Sedangkan trend naik dan turun saham tidak bergantung pada waktu tertentu, lebih kepada trend secara keseluruhan.

Kalau kami lebih mempertimbangkan trend daripada moving average. Karena menurut pengalaman kami jauh lebih efektif dibanding menimbang yang namanya moving average. Mari langsung kita bahas cara mengetahui trend naik dan turun saham dari contoh.

Yang pertama adalah UNVR, atau yang dikenal dengan Unilever. Kami contohnya dalam jangka waktu satu tahun. Anda melihat, dalam jangka waktu satu tahun trend saham tersebut turun pelan-pelan tapi pasti, dan belum ada titik pembalikan.

cara mengetahui trend naik atau turun di saham

Maka saran kami adalah jangan buru-buru masuk. Kalaupun masuk dicicil saja. Karena pola grafik di bulan September yang akan naik sudah pernah terjadi juga di bulan Juli, dan ternyata tidak kuat naik.

Akhirnya turun kembali. Ingat jika trend turun bisa menciptakan titik support baru. Tentang support saham bisa dibaca di sini. Artinya trend bisa terjadi dalam waktu yang lama.

Contoh kedua adalah saham HRTA. Ini menurut kami saham lapis dua. Kami sajikan dalam jangka waktu enam bulan. Kalau dilihat dari tren di bulan Mei hingga Juli berada pada tren kenaikan. Jangkanya cukup pendek sekali.

Tapi coba lihat baik-baik tren dari bulan Agustus ke September, sedang mengalami fase bearish. Maka jangan masuk dulu. Opsinya dua, tunggu pembalikan, atau menunggu titik support di bulan Mei yaitu pada harga Rp200-210.

Mengapa kami menyebut tren turun, karena ketika ditarik garis lurus tidak ditemukan titik-titik support ke atas dari Mei ke September. Justru titik support ditemukan menurun. Hal ini berbeda dengan UNVR.

Lain lagi dengan BRMS yang masuk golongan saham lapis tiga. Kalau dilihat mulai akhir tahun 2020, November 2020, hingga September 2021, mengalami tren kenaikan. Tapi, antara masing-masing, mengalami fluktuasi harga naik turun yang sangat tajam. Apakah layak masuk?

Kalau di saham BRMS, kalau kami 70% tidak. Saham lapis tiga di harga tersebut sudah terlampau tinggi. Ada risiko kenaikan, betul, tapi risiko penurunan juga dalam. Maka tunggu koreksi lebih dalam lagi.

Di saham lapis tiga, tren kenaikan bukan pertanda kita bisa seenaknya masuk. Jebakan bandar kapan saja terjadi. Selengkapnya tentang bandarmologi di sini. Mendapatkan harga sebawah-bawahnya adalah kunci saham lapis tiga, atau lebih baik cari saham yang lain.

Inilah cara mengetahui trend naik atau turun di saham. Semoga bermanfaat dan menjadikan saham Anda hijau selalu. Jika ingin mengetahui info detil tentang BRMS website resminya di sini.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Copas Ya