Cara menjadi value investor banyak ditanyakan, salah satu alasan utama adalah kejenuhan menghadapi kerugian yang terus menerus dialami setelah menggunakan metode trading. Maka kemudian memutuskan untuk mengubah metode investasinya.
Lalu bagaimana sebenarnya cara menjadi value investor, apa pengertiannya, bagaimana cara menjadi value investor, serta langkah-langkah apa yang harus dilakukan sebagai seorang investor. Inilah yang akan kita sampaikan didasarkan pengetahuan dan pengalaman.
Table of Contents
Pencetus Value Investor
Metode ini sudah lama lahir bahkan sebelum Warren Buffet, yaitu sosok bernama Benjamin Graham. Salah satu buku yang terkenal dan kami memilikinya adalah The Intelligent Investor. Buku ini sangat berpengaruh kepada banyak orang.
Selanjutnya metode value investing banyak dianut tokoh investasi dunia. Seperti Warren Buffet yang terang-terangan berguru pada Benjamin Graham. Di Indonesia sendiri sosok yang mengikuti model ini adalah Lo Khen Hong sehingga dijuluki Warren Buffet Indonesia.
Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh investasi dunia yang menganut paham ini. Hebatnya, nilai portofolio mereka mengagumkan. Bahkan Warren Buffet pernah menduduki nomor tiga terkaya dunia pada 2015, kemudian konsisten berada di sepuluh besar hingga sekarang.
Pengertian Value Investing
Untuk memahami lebih jauh cara menjadi value investor, maka kita akan menelaah pengertian value investing. Keutamaan cara ini adalah fokus pada nilai dari saham tersebut dan membandingkan dengan harganya.
Yang artinya bagaimana membeli perusahaan yang murah dibanding nilai sesungguhnya. Atau istilah kerennya adalah di bawah nilai intrinsik. Sehingga ketika membeli mobil Mercy dapat seharga mobil Innova. Begitulah ilustrasi mudahnya.
Tapi bukan berarti membeli harga murah diartikan selalu dengan membeli di bawah nilai bukunya. Karena perusahaan bagus tidak selalu tersedia dengan harga yang sangat murah.
Contoh, Warren Buffet berani membeli Apple yang kini jadi 40% dari portofolionya di tahun 2016. Kala itu harganya tidak murah-murah amat. Tapi return di 2021 sangat tinggi. Begitulah value investing.
Jadi pengertian value investing menurut kami adalah bagaimana kita membeli saham yang prospek di masa depan, dengan harga yang masih wajar di saat sekarang, atau murah di saat sekarang. Jadi kemampuan kita melihat ekonomi ke depan adalah sisi paling dominan dari value investing.
Cara Menjadi Value Investor
Jika Anda ingin melangkah lebih lanjut, maka ketahui cara menjadi value investor dengan detil. Yang pertama adalah kuasai cara membaca laporan keuangan perusahaan. Tidak perlu menjadi akuntan. Paling tidak memahami rasio-rasio yang disodorkan dari aplikasi tapi mendalam.
Menjadi value investor tidak bisa mengandalkan teknikal semata, atau bandarmologi, tapi lebih kepada fundamental yang kokoh. Dari situlah dipahami nilai perusahaan tersebut secara real.
Kedua, kuasai psikologi sebagai seorang value investor. Kami menekankan aspek psikologis karena umumnya kelemahan orang gagal menjadi value investor lebih karena tidak sabar.
Latihlah sisi psikologis Anda untuk memahami fluktuasi harga saham, serta kemampuan dalam memegang saham jangka panjang. Rata-rata value investor mampu memegang lebih dari setahun. Kami sendiri dalam aspek ini tidak selamanya mampu. Cara melatih unsur psikologis bisa dibaca di link ini.
Selanjutnya cara menjadi value investor yang ketika adalah gemar membaca berita ekonomi. Hal ini diperlukan untuk mengasah kemampuan kita membaca ekonomi di masa yang akan datang. Karena di situlah peluang dalam investasi pasar modal.
SahamHijau.com
Warren Buffet memutuskan berinvestasi pada Apple pasti memiliki alasan. Di antaranya masa depan akan didominasi pada unsur digital, sehingga kebutuhan akan perangkat digital yang bagus dibutuhkan. Buktinya naik. Paling tidak Anda baca situs berita bisnis seperti kontan.co.id, atau bisnis.com dan sejenisnya. Sekarang sudah lebih mudah.
Teknik value investing selanjutnya adalah melakukan screening. Ingat sekarang sudah lebih dari 700-an saham beredar di IHSG. Bagaimana cara Anda menemukan mobil Mercy harga Pick Up. Pasti dengan screening.
Screening saham saat ini bisa dengan mudah dilakukan melalui aplikasi. Menurut kami ada dua aplikasi yang menyajikan data screening dengan baik, pertama stockbit, ini cukup populer. Kedua adalah IPOT yang bisa diakses secara umum tanpa perlu harus ikut member premium.
Dari screening inilah Anda mendapatkan saham-saham yang bisa dipilih sebagai objek investasi jangka panjang. Anda teliti satu persatu dengan cermat sebelum membeli. Jangan asal terlihat murah langsung eksekusi.
Karena investasi yang Anda lakukan adalah jangka panjang maka harus luangkan waktu lebih untuk analisa objek investasi. Satu minggu, bahkan dua minggu tidak masalah. Ingat, Anda akan menginvestasikan dana yang mungkin lebih dari dua tahun.
Teknik Value Investing
Cara menjadi value investor selanjutnya adalah mempertimbangkan rasio-rasio utama dalam fundamental. Di antaranya adalah PBV, yang artinya price to book value, yaitu harga dibanding nilai bukunya.
Kalau pengalaman kami sebisa mungkin yang di bawah satu. Kalau sudah di atas satu lebih sedikit, cari yang dividen minimal 3%. Kalau tidak, kami akan melewatkannya. Lepaskan saja. Ini versi kami.
Kedua adalah PER. Yaitu harga dibanding pendapatan per saham persahaan. Pada aspek ini sangat subjektif. Karena menemukan perusahaan PBV rendah, PER rendah sangat sulit. Apalagi jika ketika itu sedang merugi. Intinya semakin rendah semakin bagus. Kami masih berani ambil di bawah 30.
Pertimbangan selanjutnya yang utama adalah DER, debt to equity ratio. Yaitu hutang berbanding nilai ekuitasnya. Untuk jangka panjang pertimbangan hutang perusahaan sangat penting. Kalau kami lebih baik di bawah satu. Di atas itu lebih baik untuk trading saja. Cara menemukan DER yang bagus bisa dibaca di sini.
Selanjut silahkan sesuaikan dengan masing-masing. Ada analisa cashflow, analisa laba kotor. Bisa lebih lengkap dilihat di laporan keuangan. Tapi yang utama menurut kami adalah tiga aspek tadi.
Berani Menjadi Value Investor Yang Beda
Cara menjadi value investor yang terakhir adalah berani berbeda. Hal ini karena Anda memiliki kemampuan sebagai futurolog dalam ekonomi. Maka Anda harus siap membeli di saat yang lain membuang saham tersebut.
Ingat kasus Lo Kheng Hong yang tiba-tiba memborong saham Gajah Tunggal. Padahal waktu itu fundamental tidak bagus. Saya sendiri melihatnya kagum dan terkejut dengan langkah yang di luar dugaan. Tidak ada yang menyinggung perusahaan ban.
Tapi langkahnya terbukti manjur, seingat kami selang beberapa periode Gajah Tunggal berhasil profit. Keren. Tentu melejit. Inilah yang disebut keberanian seorang value investor. Portofolio Lo Kheng Hong bisa dilihat di sini.
Jika Anda ingin belajar lebih jauh tentang value investing, ada blog populer yang membahas ini, yaitu milik mas Teguh Hidayat. Blognya bisa dikunjungi di sini. Siapa tahu menjadi jalan cuan Anda di masa depan.