Diversifikasi saham yang baik diperlukan bagi para investor, tujuannya adalah untuk meminimalisir risiko dan memperbesar keuntungan. Sehingga hasil dari investasi Anda di pasar modal akan optimal dan cukup menggairahkan.
Oleh sebab itu kami ingin memberikan panduan atau cara diversifikasi saham yang benar dalam sudut pandang pengalaman kami. Kami berikan alasan dan memberikan contoh agar mudah dimengerti bagi trader atau investor.
Table of Contents
Diversifikasi Saham Adalah
Diversifikasi saham begitu populer di mata investor, terutama value investing seperti Warrent Buffet yang memiliki prinsip jangan meletakkan semua di dalam satu keranjang. Artinya harus disebar ke banyak keranjang.
Diversifikasi saham adalah susunan portofilio yang tersusun dari beragam sektor, tidak satu sektor namun banyak saham. Diversifikasi saham artinya Anda memiliki keragaman objek investasi di pasar modal.
Misal Anda memiliki sembilan saham, satu saham di sektor A, satu saham di sektor B, satu saham di sektor C, begitu seterusnya. Bukan lima saham di sektor A. Kami akan jelaskan lebih jauh di bawah.
Tujuan Diversifikasi Saham Ideal
Mengapa diversifikasi saham penting? Bagi yang belum mengetahui konsep ini pasti pernah mengalami kejadian investasi di tujuh emiten, tapi ternyata enam di antaranya sektor perbankan. Mungkin saat itu perbankan sedang booming.
Tapi Anda pasti tahu risiko investasi pasar modal, bisa dibaca di sini, tidak ada yang benar-benar 100%. Yang ada hanya analisa dan estimasi. Apalagi ketika harus melawan bandar saham dan sektor yang Anda favoritkan sedang dihajar habis-habisan bisa jantungan.
Maka tujuan diversifikasi saham adalah meminimalisir aspek tersebut. Coba Anda perhatikan baik-baik urutan trend di musim covid-19. Pertama adalah saham farmasi, seperti KAEF, waktu itu naiknya gila-gilaan. Terus sampai puncak. Oleh sebab itu butuh diversifikasi saham yang baik.
Kemudian selepasnya adalah saham nikel-nikelan, grupnya ANTM, INCO, dan kerabatnya. Selanjutnya adalah grup bank-bank kecil yang menggeliat karena konon digitalisasi bank kecil akan menang.
Risiko Tanpa Diversifikasi Portofolio
Pertanyaannya adalah, apakah semua tren naiknya saham di grup tersebut terjadi bersamaan? Jawabannya tidak. Semua sektor saham ada gilirannya seperti roda yang sedang berputar, satu sektor berjamaah naik, satu sektor sebaliknya berjamaah turun.
Masalahnya adalah kalau Anda pegang farmasi semua, tapi pada saat itu sedang giliran harga turun, bisa dibayangkan semua harta Anda mengalami penurunan nilai yang dalam.
Padahal ketika saham turun dari tren, mengalami bearish, biasanya penurunannya cukup signifikan. Bisa sampai 30% setelah masa bullish selesai. Jika Anda memiliki nilai saham 100 juta, karena kesalahan meletakkan semua di satu sektor, maka nilainya langsung amblas 30 juta. Bisa stress.
Aspek inilah yang diminimalisir dalam pembuatan diversifikasi saham yang ideal. Sehingga berjalan seimbang antara satu portofolio dengan yang lain. Ingat musuh utama di pasar modal adalah keserakahan yang justru memakan balik portofolio kita. Ingin cepat dan banyak untung yang terjadi justru sebaliknya.
Cara Membuat Diversifikasi Saham
Yang pertama harus dipahami sebelum membuat diversifikasi saham adalah tipe investasi Anda. Kalau trader, model ini fungsinya tidak begitu besar. Tapi kalau semi investor, mungkin sekitar bulanan durasi Anda jual beli, atau investor long term, maka diversifikasi saham sangatlah penting.
Umumnya diversifikasi saham memiliki komposisi yang sesuai dengan risiko. Maksudnya adalah, meskipun investasi di pasar saham memang paling berisiko, tapi ada aspek lebih berisiko lagi. Sederhananya saham gorengan lebih berisiko dibanding saham blue chip.
Maka ketika Anda memiliki uang seratus juta, bagikan portofolio Anda ke beberapa bagian. Letakkan portofolio yang paling besar, misalkan 25% diletakkan di sektor consumer goods. Kalau kami di sektor perbankan. Dan kami selalu memegang satu bank. Ketika jual BJBR, kami pegang saham bank lain.
Sedangkan yang paling berisiko, misalkan gorengan kolesterol sangat tinggi, bisa dicari di pasar modal yang naik turunnya tidak pakai bismillah, maka berikan porsi lebih sedikit. Misalkan hanya 5% dari portofolio Anda.
Kalau ada pertanyaan, saya yakin sekali dengan satu saham gorengan ini, bakalan naik 300% tiga bulan lagi, maka saran kami tetap jangan masukkan semua uang Anda ke dalam saham tersebut. Istilah di pasar moda all in. Karena sekali lagi kami yakinkan, tidak ada yang benar-benar pasti, sekarang selamat, besok porto Anda bisa sekarat.
Maka strateginya kalau Anda yakin demikian, porsinya di balik. Misalkan saham gorengan yang Anda yakini mendapatkan porsi 25% dari keseluruhan. Tidak masalah. Atau lebih besar lagi 30%. Tapi jangan seratus persen.
Ketahuan Anda masuk di satu saham dan langsung dalam satu transaksi beli 100 juta, atau satu kode broker terlihat akumulasi dalam jangka harian seratus juta, bandar bisa langsung longsorkan harga saham dan mereka cengengesan. Di sinilah mengapa perlu diversifikasi saham yang baik.
Untuk yang risiko keuntungan dan turunnya sedang, maka komposisi dana yang diinvestasikan juga sedang, misalkan 15%. Nanti Anda telaah baik-baik. Yang penting jangan terbawa nafsu, pas lagi naik, yang ini dijual untuk menambah yang naik tersebut. Nantinya giliran sudah Anda beli, saham itu longsor. Pernah ngalami khaaannn?
Diversifikasi Saham Yang Ideal
Tadi sudah kami tulis cara membuat diversifikasi saham, dasarnya. Maka sekarang bagaimana diversifikasi saham yang ideal. Pertama jangan letakkan saham Anda pada satu sektor saja. Kami pernah melihat portofolio seseorang isinya perbankan semua, dikira paling aman.
Maka ketika terjadi covid-19, dan saham perbankan berguguran, bisa dibayangkan pusingnya dia. Maka letakkan ke banyak sektor, misalkan energi, sektor cosumer goods, sektor farmasi, sektor pertambangan, dan lain sebagainya. Pilih di antara sektor masing-masing satu saham yang menurut Anda bagus.
Kalau sudah Anda memilih, lebih baik jangan terlalu banyak jumlah saham yang Anda miliki. Kalau kami di kisaran 6-9 saham saja. Kalau kebanyakan pusing mantaunya. Plus juga satu saham nilai kita jadi kecil. Lebih baik satu saham nilainya 10 juta, dari pada lima saham nilainya 2 juta. Tidak kerasa kalau naik.
Jika Anda bertanya, lho katanya meminimalisir risiko. Masalahnya adalah, kalau kebanyakan saham bukan investasi namanya. Namanya untung-untungan. Pilih sedikit tapi dianalisa yang paling baik.
Contoh di otomotif kami memilih MPMX, pilih salah satu saja meskipun ada AUTO dan sahabat-sahabatnya. Di perbankan kami memilih Danamon. Orang lain bilang jelek tidak masalah. Yakini saja. Hehehe.
Kalau sudah terpilih. Maka Anda bisa membeli sahamnya. Dicicil ya, jangan beli sekaligus. Cara membeli saham sudah kami jelaskan di ulasan ini. Anda pelajari baik-baik.
Contoh Diversifikasi Saham
Kami sudah membuat contoh portofolio saham kami. Di beberapa sektor. Anda bisa melihat di link ini. Jika menurut Anda tidak tepat, tidak apa-apa. Di saham memang tidak ada yang benar-benar tepat. Yang ada hanyalah untung lebih besar dan rugi lebih sedikit.
Kedua bisa mencontoh saham milik Lippo Group. Kami sudah pernah ulas di sini. Saham Lippo Group menunjukkan diversifikasi portofolio di banyak sektor yang bisa kita contoh dengan baik. Anda bahkan bisa membeli semuanya, karena sektornya berbeda-beda. Hehehe.