Investasi saham saat pandemi menjadi alternatif investasi bagi Anda yang memiliki dana berlebih. Namun demikian saham memiliki risiko yang cukup tinggi. Sehingga Anda harus tahu cara, dan triknya. Apalagi saham di saat pandemi atau krisis.
Oleh sebab itu kami akan jelaskan pengalaman strategi kami dalam investasi saham saat pandemi. Baik trading jangka pendek, menengah, atau bahkan investasi dalam jangka waktu bulanan dan tahunan. Semoga bisa bermanfaat.
Table of Contents
Satu Jenis Investasi Berisiko
Jika Anda membaca ini, maka sudah tahu jika saham merupakan salah satu investasi yang paling berisko. Namun demikian nasehat kami adalah, jangan berpindah-pindah investasi yang berisiko. Satu jenis saja.
Mengapa kami mengatakan demikian, karena banyak yang masuk ke saham, merugi, kemudian pindah lagi ke kripto, merugi lagi, pindah lagi ke yang lainnya dan merugi lagi. Ingat investasi butuh pengalaman. Tidak bisa Anda langsung masuk langsung untung.
Kami butuh setahun untuk memahami bagaimana investasi saham yang sebenarnya. Rugi jutaan karena tidak tahu bagaimana menganalisa saham jika ingin membeli atau menjual. Maka saran kami sekali lagi, jangan berpindah-pindah dalam jenis investasi yang berisiko. Ingin tahu risiko investasi saham bisa dibaca di sini.
Pahami Trend IHSG Saat Pandemi
Investasi saham saat pandemi harus melihat tren. Yang utama bukanlah tren saham, tapi tren IHSG itu sendiri. Ada trend bearish, trend bullish, ada trend sideway. Masing-masing disikapi berbeda.
Jika trend bearish atau IHSG sedang turun, Anda jangan sok pintar dan menghabiskan uang Anda untuk membeli saham. Arus besar penurunan sedang bergejolak. Kasus ini seperti di bulan Mei 2020. Semua saham anjlok. BBCA sampai 20 ribuan. Jika belum terbiasa, Anda bisa stress lihat minus lebih 20%.
Yang kedua adalah trend bullish. Tandanya kelihatan kok, IHSG mengalami pergerakan naik. Saat seperti ini saatnya membeli saham-saham bagus yang bangkit dari kubur. Apalagi jika Anda newbie, maka koleksi saham-saham yang tergabung dalam indeks-indeks bagus dan harganya masih di bawah. Terkait cara membaca indeks bisa dibaca di sini.
Strategi investasi saham saat pandemi adalah trend sideway, seperti saat tulisan ini dibuat. IHSG muter-muter di harga 5.800-6.100. Kalau sudah 6.100 anjlok lagi, kalau sudah 5.800 naik lagi. Ini artinya pasar bimbang, akan naik atau turun. Meskipun beberapa saham, seperti bank digital mengalami kenaikan, tapi trend sedang bingung.
Saat seperti ini Anda jangan pernah all in atau trading jangka pendek. Terlalu berisiko. Lebih baik investasi jangka menengah atau panjang. Minimal untuk enam bulan. Pilih beberapa saham yang fundamental bagus.
Hitung Uang untuk Investasi Saham
Sombong amat ya. Maaf bukannya mengecilkan uang Anda, tapi di bursa saham uang 100 juta masih biasa. Belum dianggap banyak. Maka hitung dulu uang Anda. Jika uang di bawah sepuluh juta, saran kami investasi saja.
Soalnya kalau Anda trading, saat seperti ini berisiko. Dan untung trading dipotong pajak dan fee, dengan nominal di bawah sepuluh juta akan sangat tipis sekali.
Bagaimana kalau lebih dari sepuluh juta, Anda boleh mencoba trading, tapi kalau sudah memiliki kondisi psikologis mantap sebagai pemain saham. Yaitu menganggap naik dan turunnya saham adalah hal biasa. Ini trik paling penting dalam strategi investasi saham saat pandemi.
Follow the Trend Investasi Saham Saat Pandemi
Yang dimaksud ikuti trend adalah mengikuti tren saham yang sedang naik. Di bursa saham ada trend yang menurut kami berjalan mingguan. Contoh awal pandemi yaitu saham-saham farmasi dan kesehatan.
Kemudian setelahnya nikel dan baterai yang menggenjot ANTM dan lain sebagainya. Kemudian setelahnya ada trend bank digital. Terus pokoknya selalu ada trend. Ikuti sejak dini. Jangan terlambat ya. Kalau telat sedikit, Anda beli di harga atas.
Belajar Fundamental
Kemudian yang paling kami sarankan adalah perhatikan fundamental perusahaan. Pada prinsipnya investasi saham saat pandemi akan menemukan banyak saham salah harga. Tapi masalahnya secara fundamental harus hati-hati.
Yang utama adalah dua, yaitu kemampuan menghasilkan laba. Kalau rugi jangan kebangetan. Kedua perhatikan hutang yang dimilikinya. Kalau hutangnya sangat banyak hati-hati. Karena hampir dipastikan hutang akan bertambah di masa pandemi.
Ketiga perhatikan cash perusahaan. Apakah memiliki cash yang cukup atau tidak. Kalau Anda pusing, sekarang sudah banyak bantuan aplikasi untuk menelaah. Jadi sebenarnya mudah. Cara memilih saham yang bagus bisa dibaca di sini.
Jauhi Saham Terdampak Pandemi
Semua terdampak pandemi benar. Tapi ada beberapa saham yang sangat terdampak pandemi dan mungkin bangkitnya akan lama. Di antaranya adalah perhotelan. Ini adalah sektor yang paling berat, di mana banyak hotel dijual.
Kemudian sektor ritel. Ini juga paling terdampak banyak di bursa saham Indonesia. Lock down sangat berpengaruh pada pendapatan bisnis ritel. Kami sudah mengulas saham yang terdampak dan yang tahan pandemi di sini.
Jangan Investasi Satu Saham Saat Pandemi
Misalkan Anda yakin sekali, sangat yakin, haqul yakin dengan yang namanya satu saham saja. Kemudian uang Anda dimasukkan semua ke dalam satu saham tanpa menyisakan uang cash, atau bahkan tidak membeli saham lain. Ini bukan jalan investasi saham saat pandemi.
Ini saperti waktu trend saham ANTM, banyak berita yang sampai pinjam uang arisan untuk beli saham. Saya katakan ini tindakan bodoh. Anda hanya akan dikadali bandar saham dengan uang besar dan sudah sangat lihai melihat psikologis para newbie.
Jangan pernah yakin 100% di saham. Paling maksimal 90%. Setiap saham ada kemungkinan naik, ada kemungkinan turun. Maka jangan pernah All in di satu saham. Diversifikasi saham sangat penting. Kalau ingin tahu apa itu diversifikasi saham dan tekniknya dibaca di sini.
Mencicil Investasi Saham Saat Pandemi
Mencicil saham bukan berarti konsep nabung saham yang terus deposit. Tidak demikian. Maksudnya cara membeli saham saat pandemi memiliki teknik berbeda. Misalkan Anda ingin beli saham MPMX. Kemudian Anda punya anggaran 10.000.000.
Maka saran kami investasi saham saat pandemi adalah membeli dengan uang 5.000.000 terlebih dahulu. Sisa lima juta disediakan untuk jaga-jaga kalau saham itu nilainya turun. Kalau turun tugas kita mencicil. Turun lima persen beli satu juta. Sepuluh persen beli satu juta. Turun lima belas persen satu juta. Turun dua puluh persen beli dua juta.
Kalau saham Anda terus turun, berarti ada yang salah dalam analisa pembelian saham yang Anda lakukan. Bisa jadi beli terlalu tinggi, atau lupa dengan tren saham tersebut, atau tidak analisa fundamental. Investasi saham saat pandemi harus teliti dan tepat.
Sedia Uang Cash
Maksud uang cash bukan di tangan. Tapi uang cash adalah di portofolio kita. Misalkan di rekening sekuritas Anda memiliki uang lima puluh juta. Maka empat puluh juta untuk beli saham, sepuluh juta untuk jaga-jaga average down.
Selalu seperti itu. Kami sendiri memiliki anggaran dua puluh persen. Jika uang kami seratus juta, maka kami sisakan dua puluh juta untuk jaga-jaga average down. Kelemahan banyak orang di manajemen ini. Teknik untuk average down saham dibaca di sini.
Jangan Rakus atau Mampus
Ini adalah hal yang paling menjerumuskan para investor newbie. Yaitu rakus ingin mendapatkan keuntungan yang super duper berlipat-lipat. Bayangannya pasti demikian, “Kalau sepuluh juta sepuluh persen sejuta, kalau seratus juta sepuluh persen sepuluh juta” dan terus semakin tinggi.
Apa yang kemudian dilakukan, ketika membeli saham pakai fasilitas margin, pakai hutang, pakai ini itu hanya karena keinginan untung berlipat-lipat. Ini fatal. saat pandemi akan aman jika Anda tidak hutang. Baca cerita kami dinasehati om sekuritas di sini. Karena nasehat ini kami bisa survive.