Kapitalisasi Pasar Saham dan Pendekatannya untuk Investor

Kapitalisasi pasar saham banyak yang memahami sebagai harga dari keseluruhan nilai saham jika ingin dibeli total 100%. Istilah ini benar. Tapi kapitalisasi pasar saham juga bisa menjadi alat untuk analisa investor terhadap fluktuasi harga saham.

Oleh sebab itu kami akan bagikan bagaimana melakukan analisa saham dengan cara melihat kapitalisasi pasarnya dan cara membelinya. Ini sering kami gunakan sebelum membeli atau memilih satu saham sebagai objek investasi.

Rumus Kapitalisasi Pasar Saham

Di setiap aplikasi pasti menyajikan berapa market kapital dari sebuah saham. Bisa dalam bentuk milyar, atau dalam bentuk triliun. Masing-masing jelas menunjukan. Biasanya tulisannya ‘Market Cap’.

Rumus menghitung market cap adalah dengan menghitung harga saham dengan jumlah saham yang beredar. Contoh harganya Rp100, jumlah saham yang beredar satu juta lembar. Maka total market capitalnya adalah Rp100.000.000.

Oleh sebab faktor yang mempengaruhi market capital adalah harga saham itu sendiri, dan jumlah saham yang beredar. Semakin mahal harga perlembar, semakin mahal pula kapitalisasi pasar saham.

Analisa Market Cap Kecil

Sebelum membeli saham, kami biasanya sangat memperhatikan faktor kapitalisasi pasar saham. Kami biasanya menyimpulkan, kalau market kapitalnya di atas satu triliun maka pergerakannya naik turunnya saham tidak sedahsyat yang di bawah satu triliun.

Apalagi jika membeli saham yang memiliki kapitalisasi pasar di atas 500 triliun, maka pergerakannya lebih lambat, bisa seperti siput. Maksudnya naik turunnya setiap hari hanya satu dua persen.

Oleh sebab itu kami biasanya membagi dua, apakah kami akan membeli saham yang kapitalisasi pasar di atas satu triliun atau di bawah satu triliun. Karena akan memiliki metode berbeda.

Perbedaannya adalah dalam pola pembelian. Kalau di bawah satu triliun, di mana fluktuasinya lebih tajam, maka cicilannya lebih rendah. Maksudnya jika kita miliki dana 10 juta, tidak langsung sepuluh juta. Bisa jadi hanya dua juta terlebih dahulu.

Ketika turun sampai sepuluh persen, masuk lagi dana lebih besar, tiga sampai empat juta. Sisa empat juta kita jadikan senjata pamungkas ketika ada kemungkinan turun sampai 20%. Di sinilah pada akhirnya average harga saham yang kita miliki tidaklah terlalu tinggi.

kapitalisasi pasar saham
pixabay.com

Saham Kapitalisasi Pasar Besar

Berbeda lagi jika saham dengan kapitalisasi pasar besar. Atau yang di atas satu triliun. Cara pembeliannya akan berbeda. Kalau kami biasanya hanya memisah menjadi dua bagian pembelian.

Misalkan kita memiliki dana 10 juta. Kami hanya pecah ke dalam dua nilai, 5 juta pertama dan 5 juta ke dua. Jika melihat saham sudah sesuai kriteria kami, dan harganya sudah tidak terlalu mahal, maka kita masukkan nilai lima juta terlebih dahulu.

Nah biasanya harga saham dengan kapitalisasi pasar besar turunnya tidak akan begitu tajam. Paling besar sekitar 10-15%. Kalau lebih dari itu berarti ada yang salah dalam analisa Anda. Bisa dibaca di sini cara analisa support saham.

Ketika sudah turun 10%, maka masukkan lima juta kedua. Sehingga mendapatkan average harga saham yang tidak terlalu tinggi. Jadi pembelian saham tidak langsung beli total di satu harga. Dan jangan terpancing emosi takut akan naik. Karena tidak ada yang pasti.

Keadaan Khusus Analisa Kapitalisasi Pasar

Namun demikian ada keadaan khusus yang membuat Anda harus memasukkan semua uang tanpa menunggu harga turun. Yaitu ketika saham tersebut sudah berada di support dan sulit turun lagi.

Contoh kami membeli saham di harga Rp1000. Biasanya kami memprediksi risiko penurunan sebesar 10-20%. Sehingga estimasi penurunan harga saham sampai di titik Rp800. Tapi ternyata kenyataan berkata lain.

Maksudnya adalah ternyata di harga Rp1000 harganya tidak turun-turun. Yang terbaru kami alami di saham DKFT. Beli di harga Rp137. Menurut kami sudah menarik, ada di support dengan tanda kenaikan. Fundamental tidak begitu jelek, sentimen nikel ke depan oke. Tapi ternyata penurunan maksimal hanya di angka RP132. Ditunggu sampai beberapa minggu tidak jebol angka tersebut.

Maka cadangan dana yang kami miliki dibelikan sekalian di harga Rp133. Sehingga average total harga yang kita punya antara Rp135-136. Benar saja selang beberapa waktu setelahnya sudah naik di angka Rp137.

Keadaan khusus ini bisa ditemukan baik di kapitalisasi saham besar atau kecil, di bawah satu triliun atau di atas satu triliun. Tinggal Anda bertindak dengan tepat sehingga mendapatkan harga yang pas.

Namun demikian apa yang kami jelaskan tidak cocok bagi Anda yang bertipe day atau swing trader. Ini hanya cocok untuk investor atau position trader, yaitu trading dalam jangka waktu lebih dari satu bulan bahkan satu tahun. Selengkapnya tentang position trader di sini. Karena selama ini kami juga menetapkan pola demikian, bisa dilihat dari laporan portofolio yang kami miliki.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Copas Ya