Kriteria saham undervalue sering dicari oleh para investor. Hal ini karena mencarinya seperti menemukan jarum di antara jerami. Siapa yang jeli, sudah bisa dipastikan akan mendapatkan durian runtuh keuntungan yang berlipat.
Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini kami ingin memaparkan beberapa kriteria saham undervalue versi sahamhijau.com. Yang kami sajikan berdasarkan pengalaman menenggak untung dari investasi di pasar modal dalam beberapa tahun. Juga ciri-ciri saham undervalue.
Table of Contents
Pengertian Saham Undervalue
Entah kenapa kami sering menemukan saham undervalue bukan di blue chip, atau di LQ 45. Harga masing-masing rata-rata sudah price in. Sudah berada di harga wajar. Hanya masuk di blue chip karena memang faktor fundamental yang cukup bagus. Lebih lengkap tentang blue chip bisa dibaca di sini.
Begitu pula dengan saham di indeks LQ45, masing-masing saham yang masuk indeks saham tersebut memiliki harga yang sudah wajar. Masuk indeks karena pertimbangan fundamental, kapitalisasi pasar, prospek, dan lain sebagainya.
Sedangkan pengertian saham undervalue adalah saham yang bagus tapi harganya sedang murah. Maka disebut dengan di bawah harga wajarnya. Oleh sebab itu kalau pandemi datang, atau bahkan krisis datang, maka saham blue chip dan LQ45 berjatuhan, di situlah saham nomor wahid ini disebut dengan posisi undervalue.
Tapi dalam keadaan ekonomi yang sudah membaik, ekonomi yang wajar, menemukan saham undervalue cukuplah sulit. Oleh sebab itu kami akan menulis tentang kriteria saham undervalue agar bisa menjadi perhatian versi pengalaman kami.
Rasio Harga Saham
Kriteria saham undervalue di pasar modal yang pertama adalah harga saham dibanding nilai bukunya. Kalau kami selalu mencari minimal harga pbv di bawah 1.5 jika saham bagus. Jika saham berpotensi maka menjadi perhatian jika nilai bukunya di bawah 1.
Apalagi kalau ada saham memiliki PBV di bawah 0.7, menurut kami kalau menemukan dan bagus, sikat saja. Karena tinggal menunggu waktu atau ulur tangan bandar saja untuk menggerakkan. Pasti naik. Kriteria saham bagus akan dijelaskan berikutnya.
Kriteria Saham Undervalue
Kriteria saham undervalue berikutnya, kalau sudah PBV rendah maka perhatikan rasio hutangnya. Kalau rasio hutang di atas dua, meskipun PBV di bawah satu, mending jangan disentuh. Mengkhawatirkan. Pasti perusahaan punya beban keuangan yang lumayan megap-megap.
Kalau kami biasanya mencari yang rasio hutang dibanding ekuitasnya di bawah satu. Kalau ada yang di bawah 0.5 sangat bagus. Karena berarti mampu mengendalikan keuangan dengan istimewa. Namun rata-rata di atas angka tersebut, karena biasanya untuk ekspansi dan lain sebagainya.
Kekuatan Menghasilkan Laba
Ini bukan laba lho ya. Kriteria saham undervalue berikutnya adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dibanding ekuitasnya. Biasanya di pasar modal rata-rata perusahaan yang biasa adalah 5%-an. Cari yang mampu menghasilkan laba di atas 6% dari nilai ekuitasnya.
Atau jika Anda jeli, maka potensi untuk menghasilkan laba di atas angka tersebut. Maksudnya ketika Anda investasi ROE berada di dua persen, tapi Anda yakin kalau ekonomi pulih akan mampu menghasilkan 8%, apalagi di atas 10%, sudah bisa dipastikan Anda akan cuan.
Fokus Usaha
Kriteria saham undervalue berikutnya adalah fokus usaha. Maksudnya adalah saham di pasar modal yang berhasil menghasilkan capital gain yang berlipat-lipat, rata-rata adalah perusahaan yang sangat fokus dalam usaha.
SahamHijau.com
Contoh MDKA yang sangat fokus dalam produksi emas dibanding ANTM yang jualan emas iya, pertambangan iya, dan nikel iya. Bisa dibandingkan dari kenaikannya stabil MDKA. Atau MARK di kesehatan yang fokus pada produksi sarung tangan.
Prospek Bidang Usaha
Selanjutnya adalah prospek bidang usaha. Contoh yang berhasil meraih keuntungan berlipat-lipat adalah MLPT yang bergerak dalam bidang teknologi. Saat yang lain di masa covid amburadul, saham yang satu ini berhasil meraih pendapatan yang mentereng.
Karena bidang usaha yang digeluti adalah teknologi, di mana saat covid justru sangat dibutuhkan. Logika demikian sangat dibutuhkan oleh para investor yang jeli untuk mencari kriteria saham undervalue di pasar modal. Contoh lain adalah LINK di jaringan internet di masa covid yang juga sahamnya naik.
Dividen Saham Undervalue
Kriteria saham undervalue berikutnya adalah kemampuan membagikan dividen. Tidak semua perusahaan di bursa membagikan dividen. Hanya beberapa perusahaan yang menghargai investor. Meskipun kami bukan dividen hunter, tapi dividen bukti bahwa pengelola mencintai investornya.
Cari saham-saham yang setia membagikan dividen meskipun kecil. Dikombinasikan dengan kriteria-kriteria kami sebelumnya. Cukup banyak saham dengan dividen besar tapi belum dikeroyok investor. Daftar saham dengan dividen jumbo bisa diperiksa di sini.
Harga Psikologis Saham
Ada beberapa saham meski sudah undervalue tapi harganya tidak jauh-jauh, segitu-gitu saja. Saran kami pahami harga psikologis saham tersebut. Karen ajika Anda melupakan faktor ini, bisa jadi harga pasarnya segitu-gitu saja.
Contoh POWR yang naik turunnya tidak jauh-jauh selisihnya. Biasa saja. Ingin tahu lebih lengkap tentang harga psikologis saham bisa dibaca di sini.
Cara Mendapatkan Saham Udervalue
Jika Anda ingin mencari saham undervalue, maka kombinasikan beberapa poin kami di atas. Kalau bisa menemukan saham yang masuk semua kriteria di atas, Anda termasuk orang yang beruntung, jangan lupa kabari kami. Hehehe.
Tapi kalau tidak semua, maka paling tidak beberapa kriteria ditemukan dalam sebuah saham undervalue. Contoh PBV di bawa 1, DER di bawah 1, kemudian ROE 7%, langsung ambil. Apalagi Anda tipe seorang investor.
Terakhir setelah mengetahui kriteria saham undervalue, maka jangan takut membeli saham lapis dua atau lapis tiga. Bukan aib, asalkan Anda mengetahui caranya. Perhatikan Lo Kheng Hong atau Sandiaga Uno, beberapa saham yang diambil saham lapis dua, dari situlah mereka untung.