Miskin karena saham sangat mungkin terjadi. Uang yang begitu banyak hilang hanya dalam hitungan minggu atau hari saja. Biasanya kejadiannya adalah, beli saham turun sekian persen, dijual. Kemudian beli lagi yang lain, mengalami hal yang sama, sehingga habis.

Padahal banyak orang justru mendapatkan keuntungan dari saham dan menambah pundi-pundi rupiah. Oleh sebab itu jika Anda mengalami kejadian miskin karena saham, menurut kami inilah beberapa sebabnya.

Bayangan Keuntungan Berlipat

Biasanya orang masuk investasi saham karena melihat berita atau screenshot portofolio orang lain yang naik berlipat-lipat. Bisa naik sekian puluh persen, bahkan ada yang naik seratus persen, bahkan lebih dari itu, sehingga tergiur untuk masuk.

Nah bayangan inilah mengaburkan makna investasi pasar modal yang sesungguhnya adalah menanam modal dan akan mendapatkan keuntungan ketika perusahaan tersebut berkinerja baik, atau mendapatkan prospek cerah.

Yang dibayangkan hanyalah beli saham pasti naik. Golongan-golongan demikian hanya akan menjadi korban dari para master di pasar modal yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang melimpah.

Malas Analisa Saham

Tahukah Anda kalau orang yang sudah menekuni investasi pasar modal memiliki analisa yang cukup mendalam untuk membeli sebuah saham. Baik analisa fundamental perusahaan, teknikal pergerakan harga, atau bahkan bandarmologi.

Kami sendiri sebelum memutuskan membeli saham, biasanya meriset sampai tiga hari, kemudian mengamati pergerakan harga dalam jangka waktu tiga hari. Tidak langsung masuk. Kalaupun harga turun setelah dibeli, tidak terlalu dalam. Nanti akan balik lagi.

Nah miskin karena saham lebih dikarenakan malas untuk analisa saham. Inginnya serba instan. Sehingga biasanya hanya ikut grup investasi saham, mengikuti rekomendasi, dan membeli. Padahal grup trading saham menurut kami cukup membahayakan. Bisa dibaca ulasan kami di sini.

Saham bukanlah judi yang tinggal pasang, kemudian tinggal menunggu hoki, menang atau kalah. Tidak demikian. Saham sangat bisa dianalisa untuk mendapatkan keuntungan yang bagus. Bisa dipelajari, karena itulah banyak yang mendapatkan keuntungan dari investasi saham.

Miskin Karena Saham karena Tidak Sabar

Warren Buffet sering mengatakan bahwa investasi saham hanyalah perpindahan uang dari orang yang tidak sabar kepada orang-orang yang sabar. Menurut kami ini sangatlah benar. Di pasar modal lebih banyak orang tidak sabar daripada sabar.

Tandanya mudah. Biasanya kalau memegang saham ternyata tidak naik-naik, ia akan jual dan pindah ke saham yang terlihat naik. Padahal setelah saham itu dijual justru naik, dan saham yang dibeli pada akhirnya turun. Sabar adalah teman investor ulung di pasar modal. Jika tidak, maka bisa miskin karena saham.

Ketidak sabaran lahir karena keinginan untuk mendapatkan keuntungan cepat. Padahal dari investor daily, kami mendapatkan data jika keuntungan rata-rata investasi di pasar modal yang normal adalah sekitar 15%. Dua kali lipat dari deposito. Sudah sangat bagus.

Warren Buffet yang begitu legendaris juga tidak mendapatkan keuntungan berlipat-lipat. Dalam satu tahun rata-rata ia mendapatkan sampai 25-30%. Ini angka yang sudah sangat bagus. Empat tahun sudah naik dua kali lipat. Luar biasa.

Tapi Anda menginginkan lebih dari itu. 100% pertahun, kalau bisa 100% persemester, kalau bisa 100% pertiga bulan dan seterusnya. Keinginan inilah yang membuat Anda kalah. Pindah dari satu saham ke saham lain, tidak sabar menunggu giliran naik. Inilah sebab miskin karena saham.

miskin karena saham

Berhutang untuk Membeli Saham

Ini yang palin menyebabkan miskin karena saham, yaitu hutang untuk membeli saham. Kami tidak pernah sedikitpun menggunakan fasilitas margin. Atau hutang ke teman untuk investasi pasar modal. Kami lebih baik mengumpulkan pelan-pelan hingga uang kami terkumpul lumayan.

Justru karena uang hutang itulah investasi kita tidak akan fokus. Ingat, investasi di saham yang paling efektif adalah ketika uang kita bersifat beku. Tidak akan dipakai. Sehinga kita tenang untuk investasi. Naik turun juga biasa. Kalau hutang, turun sedikit, sudah pening bukan main.

Biasanya newbie punya banyangan, kalau uang kita sepuluh juta, naik dua persen sehari saja sudah dua ratus ribu. Berarti harus punya sampai 100 juta. Naik dua persen sehari sudah dua juta. Kalai dua puluh hari dalam sebulan, empat puluh juta. Wah. Jadilah mencari pinjaman.

Kami sudah menulis khusus tentang bahaya hutang untuk beli saham di sini. Karena waktu itu ada kejadian banyak yang stress, karena hutang uang arisan dan lain sebagainya demi saham.

Tidak Pernah Evaluasi Kesalahan

Terakhir adalah tidak pernah evaluasi kesalahan. Kami adalah orang yang sering melakukan kesalahan dalam investasi pasar modal. Yang paling kami ingat ketika investasi di HMSP. Waktu itu kami tidak membaca berita bahwa ada isu cukai akan naik. Harusnya kami tidak beli terlebih dahulu.

Tapi kami anggap harganya sudah murah. Yang terjadi kemudian, harga saham longsor sangat dalam. Kejadian ini kami jadikan pengalaman yang berharga untuk investasi pasar modal berikutnya. Biasanya kesalahan kita adalah itu-itu saja.

Maka catat, perbaiki, pasti bisa melangkah lebih baik dan menghindari miskin karena saham. Siapapun pernah melakukan kesalahan, tapi evaluasi agar tidak jatuh tercebur ke lubang dan kolam yang sama. Anda pasti bisa.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Copas Ya