Perbedaan trader dan investor saham selalu menjadi perdebatan. Mana yang lebih baik atau mana yang paling menguntungkan selalu menjadi pertanyaan yang tidak akan pernah ada habisnya. Apalagi jika Anda belum menemukan tipe pas untuk pribadi Anda.
Oleh sebab itu kami akan mengulas perbedaan trader dan investor saham yang paling signifikan. Ulasan kami ini lebih kepada pengalaman kami selama tiga tahun lebih berkecimpung di pasar modal Indonesia. Semoga bisa menjadi pertimbangan Anda.
Table of Contents
Durasi Waktu Investasi
Perbedaan trader dan investor saham yang paling mencolok adalah persoalan waktu. Trader memiliki durasi waktu jual beli saham yang sangat pendek. Ada jenis harian disebut dengan day trader, ada yang jenis per jam disebut dengan scalper.
Ada lagi jenis mingguan hingga satu bulan disebut dengan swing trader, ada yang lebih lama dari itu, bulanan disebut dengan position trader. Jadi sangat berbeda-beda. Tapi semuanya fokus pada jual beli saham.
Sedangkan investor memiliki waktu jangka panjang. Durasi waktu yang dimiliki biasanya lebih dari satu tahun. Bisa dua tahun, atau bahkan lebih. Kalau contoh investor sejati tentu saja Warren Buffet yang selalu menasehati, seolah Anda memiliki perusahaan itu. Jadi tidak ingin menjualnya.
Dalam hal ini kira-kira Anda masuk dalam model yang mana. Durasi Anda pendek atau durasi Anda panjang. Itu akan menentukan tipe Anda di pasar modal.
Pola Membeli Saham
Durasi waktu yang demikian akan mengakibatkan perbedaan trader dan investor dalam pola membeli saham. Trader tidak mengenal istilah top up. Sangat jarang. Average down atau akumulasi juga jarang. Polanya selalu ada uang beli saham A, nantinya dijual ketika naik dalam waktu dua hari atau lebih.
Sedangkan investor selalu menekankan pada pola akumulasi dalam jumlah yang banyak pada objek saham yang diinginkan selama harga tersebut belum naik. Bisa membeli dalam jumlah besar seketika. Atau mencicil.
Maksud mencicil adalah ketika harga saham turun dia melakukan aksi yang namanya average down. Terus membeli sehingga jumlah lot yang dimiliki banyak pada saham tertentu. Hal ini berbeda dengan trader yang biasanya justru jumlah sahamnya yang banyak.
Dasar Analisa Trader dan Investor
Perbedaan trader dan investor berikutnya adalah dalam pola menganalisa sebelum membeli. Trader sangat fanatik dengan teknikal. Jadi menguasai yang namanya jenis pattern seperti cup and handle, double top, sampai pantulan-pantulan dengan segala keilmuannya.
sahamhijau.com
Sedangkan fundamental digunakan tidak begitu dominan. Begitu juga dengan bandarmologi. Bisa dikatakan kalau pendapat kami, trader memiliki pertimbangan 60% teknikal, 20% fundamental, 20%. Semakin durasi waktu yang pendek, rasio analisa fundamental semakin mengecil.
Hal berbeda dengan investor yang sangat mempertimbangkan fundamental. Kesehatan perusahaan menjadi pertimbangan yang utama sebelum aksi pembelian. Oleh sebab itu biasanya banyak membaca dan analisa.
Sedangkan teknikal tetap digunakan sebagai timing untuk masuk yang dikombinasikan dengan bandarmologi. Biasanya komposisinya adalah 70% fundamental, 20% teknikal, 10% bandarmologi. Bisa berbeda-beda gaya masing-masing.
Perbedaan Trader dan Investor
Perbedaan trader dan investor berikutnya adalah dari cara mengambil keuntungan. Kalau trader selalu berharap dari capital gain. Atau istilahnya adalah dari kenaikan harga saham. Lima persen jual, tiga persen jual. Begitu seterusnya. Dividen tidak menjadi pertimbangan.
Sedangkan investor mempertimbangan dua aspek. Pertama adalah capital gain, atau kenaikan harga, satu lagi yang menjadi pertimbangan adalah dividen. Biasanya yang dicari yang memiliki potensi kenaikan harga, plus memiliki potensi pembagian dividen.
Apalagi jika uang yang diinvestasikan besar, maka dividen yang didapatkan juga cukup besar. Hal ini menjadi pertimbangan bagi investor. Istilahnya dapat ganda.
Lebih Besar Keuntungan Trader atau Investor?
Kalau ada pertanyaan lebih besar keuntungan trader atau investor di pasar modal. Jawaban kami tergantung emosi atau aspek psikologis Anda. Kalau Anda cocok di trader secara psikologis, tapi jadi investor, dijamin tidak sabar.
Sebaliknya kalau Anda cocoknya jadi investor kemudian memaksakan menjadi trader, dijamin stress. Maka harus dikenali dulu diri Anda sendiri. Kami sudah lengkap menulis cara melatih psikologis di pasar modal di link ini.
Yang pasti trader tidak selalu untung. Maksudnya kadang rugi karena harga turun dia jual. Yang paling penting adalah akumulasi dari jual rugi dan jual untung masih terdapat selisih yang besar. Ini trader.
Sedangkan investor memiliki kemungkinan untung lebih besar, tapi durasi waktunya lebih lama. Jadi sama saja. Yang pasti tergantung jumlah uang Anda. Hehehe. Kalau uang Anda lima juta jadi trader, tidak mahir bisa habis untuk fee broker.
Pengalaman Jadi Trader dan Investor
Setelah kami jelaskan perbedaan trader dan investor di saham, kami akan ulas sedikit pengalaman. Awal mula kami masuk pasar modal, niat kami dengan bangga menjadi investor. Tapi karena emosi belum stabil, maka mengalami masa dibeli turun, dijual naik.
Akhirnya jadi trader. Jual beli ini itu, kok capek lihat monitor terus, tidak enak dilihatin orang lihat hp terus. Juga ada selalu perasaan was-was kalau harga turun, harga naik nanti habis itu turun, hati kami tidak tenang.
Sehingga kami memutuskan di tahun ketiga menjadi position trader. Yaitu gaya trading dalam jangka waktu bulanan dan bisa mencapai satu tahun lebih. Bisa lihat dari riwayat jual beli saham kami di link ini. Menurut kami gaya ini lebih cocok secara emosional yang kami miliki.
Bagi Anda yang ingin jadi investor tulen, ada satu website rujukan dengan nama value investing, websitenya di sini. Kalau Anda ingin jadi trader tulen, bisa merujuk ke website di link ini. Semoga bermanfaat.
Ingat, tanpa trader IHSG tidak akan ada ayunan harga yang menarik, tanpa investor harga tidak konsisten naik. Semua punya manfaat di pasar modal kita.