Prospek saham VIVA menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Terutama karena beberapa langkah strategis yang dilakukan oleh manajemen. Oleh sebab itu kami tertarik untuk mengulas analisa saham VIVA seperti yang kami lakukan di saham-saham lain.
Di antara yang akan kami ulas adalah saham VIVA milik siapa, saham VIVA bergerak di bidang apa, analisa fundamental VIVA, analisa teknikal, dan tentu saja prospek saham VIVA ke depan. Semoga rangkuman ini bisa bermanfaat.
Table of Contents
Saham VIVA Bergerak di Bidang Apa?
Jika ada pertanyaan saham VIVA bergerak di bidang apa, maka jawabannya adalah di bidang media. Nama lengkapnya PT. Visi Media Asia Tbk. Yang utama bergerak di bidang media elektronik di Indonesia.
Jika kami sebut dengan stasiun televisi ANTV, TVOne, pasti sudah paham. Kemudian kalau di bidang media digital ada vivanews. Kalau pesaingnya ada MNC dan lain sebagainya. Perusahaan ini cukup besar menguasai pasar media di Indonesia.
Saham VIVA Milik Siapa?
Satu lagi pertanyaan yang sering muncul ke permukaan adalah saham VIVA milik siapa. Dari informasi terbuka yang kami dapatkan, pemegang saham dominannya sebanyak 53% yaitu PT. Bakrie Global Ventura.
Artinya dengan kata lain pengedalinya adalah keluarga Bakrie yang dikenal memiliki gurita bisnis di banyak lini. Mulai dari pertambangan, media, perdagangan, dan lain sebagainya. Ini adalah grup usaha besar.
Analisa Fundamental VIVA
Perusahaan media di era digital memang berdarah-darah. Begitu juga dengan Visi Media Asia. Perusahaan ini dalam tiga tahun terakhir justru rugi. Tahun 2018 rugi hingga 1.1 triliun. Di tahun berikutnya justru rugi lagi di 55 milyar. Begitu juga di tahun terakhir 2020, masih rugi dengan angka hampir 1 triliun.
Oleh sebab itu Return on Equity tidaklah bagus. Dari tahun 2018 hingga tulisan ini dibuat masih minus. Yang paling parah justru minus di tahun 2020, hingga mencapai 381%. Gila. Ini konsekuensi dari bisnis media.
PER pada akhirnya juga minus dalam, dari tahun 2018 hingga 2020 minus di kisaran 2x. Bisa dimaklumi mengapa kemudian harga sahamnya berada di neraka gocap, 50 perak. Namun bukan berarti tanpa harapan.
Sisi yang paling berbahaya dalam analisa fundamental VIVA adalah hutang. Rasio DER di angka terus naik. Dari tahun 2018 di angka 3.7, ini sudah sangat membahayakan. Kemudian di tahun 2019 naik lagi, hingga 6.46. Bahkan di tahun 2020 naik lagi hingga melebihi angka tahun terakhir. Kami menyebutnya tidak tega.
Tentu rasio-rasio ini cukup menggelitik, dan memang cukup membahayakan bagi para pemegang saham. Sehingga patut menjadi perhatian bagi investor yang ingin masuk ke dalamnya. Prospek saham VIVA patut wait and see.
Analisa Teknikal Saham VIVA
Berikutnya adalah analisa teknikal saham VIVA. Entah kenapa dalam persoalan ini kami sedikit ilpil dengan saham grup Bakrie. Teknikalnya selalu mengerikan. Baik yang berkaitan dengan pertambangan, atau bahkan media.
Grafik saham Viva juga memiliki riwayat yang mengerikan. Paling tinggi mencapai angka 800-an, di tahun 2012, tapi hanya dalam jangka waktu delapan tahun tepatnya mulai 2020, saham ini tidur di gocap. Artinya minus berapa persen?
Inilah mengapa kami sangat hati-hati dengan saham-saham grup Bakrie. Kadang naik gila mendadak kaya, tapi juga terkadang turun teruz mendadak miskin. Maka Anda perlu antisipasi jika ingin memegang saham ini. Riwayat teknikal saham VIVA seperti saham gorengan.
Bahkan riwayat PBV-nya tidak pernah di bawah satu. Selalu di atas satu. Unik. Di harga sekarang, sekitar 70-an, harganya sudah terlalu tinggi, di angka 5.37x. Ini di luar kewajaran. Tapi masih ramai. Bisa dibandingkan dengan ANDI yang PBV-nya 1.6 tapi sepi. Itulah hebatnya saham grup Bakrie. Hehehe.
Prospek Saham VIVA
Kalau berbicara prospek saham VIVA, tentu grup Bakrie sedang mengevaluasi perusahaannya. Tidak ada namanya perusahaan swasta tinggal diam dengan kinerja buruk perusahaannya. Oleh sebab itu prospek saham VIVA ke depan cukup menarik.
Langkah pertama yang cukup mengejutkan adalah divestasi kepemilikan saham di MDIA sebesar 39%. Aksi korporasi ini ramai diperbincangkan karena berimbas positif pada neraca keuangan VIVA. Inilah mengapa disebutkan bahwa prospek saham VIVA di 2021 dan 2022 cukup baik.
Gambaran ringkasnya, jika sebelum divestasi DER mencapai angka 15x, tapi setelahnya akan menjadi 0.2 kali. Bisa dikatakan untuk perusahaan Bakrie, ini merupakan prestasi yang cukup bagus. Karena hampir di banyak perusahaannya memiliki rasio hutang yang besar-besar karena ekspansi yang jadi target sebelumnya.
Artinya jika demikian maka rugi bisa berbalik laba di tahun 2021. Aksi korporasi inilah yang membuat saham VIVA di bursa kejang-kejang tidak karuan. Maka prospek saham VIVA menjadi patut diperhatikan para investor.
SahamHijau.com
Hutang yang sangat minim akan menyingkirkan beban keuangan yang cukup besar. Karena ada hutang, pasti ada bunga. Pencapaian keuntungan tidak akan maksimal. Inilah mengapa kami sangat memperhatikan hutang perusahaan. Bisa dibaca artikel kami tentang kriteria saham undervalue.
Langkah apik selanjutnya adalah perusahaan ini sudah akan masuk dan fokus menggarap konten digital dan meluncurkan platform-platform baru. Patut ditunggu, karena platform digital kalau gagal bisa lebih berdarah-darah. Hehehe.
Rekomendasi Saham VIVA
Kalau dari prospek saham viva ke depan tentu cukup bagus. Apalagi faktor utama penghalang kemajuan sudah disingkirkan, yaitu hutang. Namun demikian secara harga saham, menurut kami masih mengkhawatirkan.
Plus entah kenapa kami khawatir dengan teknikal saham Bakrie yang biasanya naik turun super jantung. Artinya jika secara psikologis belum matang, rekomendasi saham VIVA dari kami jangan masuk.
Tapi kalau Anda merasa percaya diri, apalagi investor, saham-saham Bakrie, terutama VIVA memang harganya murah antara 50-100, meskipun secara valuasi masih mahal. Tapi potensi capital gainnya besar. Semua kembali kepada karakter investasi Anda.
Anda bisa kunjungi website resmi viva di sini, https://www.vivagroup.co.id/. Anda akan melihat betapa besarnya grup media tersebut.
Pak bahas saham SNCP juga dong
Oke minggu depan ya…
emiten di buat untuk keberuntungan bukan untuk kerugian … begitu juga investor kepengen bang et dapat keuntungan dari emiten itu……. sayang banget perusahaan seperti viva yg dah listing di bursa tidak di kelola dengan baik dan profesionalk
Semoga langkah divestasi yang sudah diambil bisa membuat kinerja ke depan jauh lebih baik.