Prospek sektor perhotelan di masa pandemi bisa dikatakan cukup terpukul selain restoran. Bagaimana bisa menghadirkan pelanggan, perjalanan saja tidak diperbolehkan. Oleh sebab itu hampir banyak sahamnya berguguran.
Namun bagaimana sebenarnya prospek saham perhotelan di bursa. Kesempatan kali ini kami akan mengulas singkat tentang prospek sektor hotel. Bagaimanapun setiap sektor selalu ada celah untuk hadirkan keuntungan.
Table of Contents
Kondisi Perhotelan di Indonesia
Perhotelan memiliki ketergantungan terhadap sektor pariwisata. Menurut kami ini titik krusial yang pertama. Ketika pariwisata jatuh, orang berlibur sudah tidak ada maka bisa dipastikan okupasi kamar akan menurun.
Kedua, sektor perhotelan juga bergantung pada agenda offline, baik pertemuan, rapat-rapat, seminar dan lain sebagainya. Pada aspek yang satu ini hampir bisa dipastikan akan bangkit dalam waktu yang sangat lama.
Karena hadirnya pandemi justru akan membentuk era baru di mana pertemuan dan lain sebagainya diminimalisir sehingga, kalaupun nomor dua bangkit, hampir bisa dipastikan tidak bisa seperti sebelumnya.
Bahkan Kadin memprediksi bisnis perhotelan baru akan pulih di tahun 2023. Iya kalau sanggup bertahan. Kalau tidak, maka bisa hancur lebur. Bahkan sudah banyak muncul berita bagaimana hotel-hotel dilego dengan harga murah. Memang hotel salah satu yang menderita paling dalam. Kami sudah pernah mengulas sektor yang paling menderita saat pandemi di sini.
Kebangkitan Perhotelan Paska Pandemi
Kalau menakar kebangkitan bisnis perhotelan, sudah pasti jika pandemic sudah selesai. Tapi persoalannya adalah kapan pandemi selesai. Menurut kami tidak akan selesai. Hanya saja hampir dipastikan semua akan mulai berdamai dengan covid dan hidup berdampingan.
Penyebabnya adalah, vaksin sudah hadir, ini sudah usaha yang sangat maksimal bagi negara dalam penanggulangan covid. Entah vaksin itu efektif atau tidak, tapi sudah dipraktekkan bahwa syarat segala sesuatu menggunakan vaksin.
Ketiga, vaksinasi sudah berjalan dengan cukup baik, angkanya terus bertambah. Terutama di kalangan berduit sebagai konsumen hotel. Mereka gemar melakukan vaksinasi hingga Amerika. Ini cukup menggembirakan.
Keempat, Indonesia sudah mengalami puncak dari masa covid dua kali. Pertama di sekitar Januari 2021, kedua adalah sekitar Juli 2021. Kemungkinan selepasnya masih ada, tapi tidak mengalami lonjakan seperti pertama dan kedua. Oleh sebab itulah saham perhotelan akan segera mendapatkan angin segar.
Saham Perhotelan di Bursa
Ada beberapa saham hotel di bursa Indonesia. Di mana masing-masing memiliki karakteristik. Kita harus jeli melihat, terutama dari sisi lokasi hotel tersebut. Dari sinilah kita akan mendapatkan insight prospek saham perhotelan.
Kami akan sajikan beberapa saham sektor perhotelan dan sekilas analisanya. Kami ambil dari sumber IPOT. Dari sini kita akan melihat bagaimana prospek saham perhotelan ke depan. Kami ambil data dalam tiga bulan pertama 2021.
Emiten | Harga | PBV | PER | DER | ROE |
BUVA | 60 | 0.22 x | |||
MAMI | 50 | 0.45 x | |||
SHID | 975 | 1.26 x | -123 x | 0.63 | -1 % |
PNSE | 350 | 1.4 x | -25 x | 0.97 | -5.5 % |
FITT | 140 | 3.31 x | -29 x | 1.2 | -6.9 % |
CLAY | 810 | 20.5 x | -145 x | 5.09 | -14.23% |
EAST | 59 | 1 x | 245.16 x | 0.06 | 0.52% |
Ada beberapa saham perhotelan yang belum kami masukkan, seperti PLAN yang baru listing, jadi kami belum bisa menilai bagaimana kinerjanya. Adapun yang kosong dari sisi rasionya, karena belum menyampaikan laporan keuangan.
Kita lihat sekilas dari tabel yang kami sajikan di atas, saham sektor perhotelan sangat hancur. Hampir semua meraih nilai minus dalam kemampuan menghasilkan laba (ROE). Yang paling parah adalah CLAY yang minus hingga 14%. Hal ini kemungkinan karena hutangnya yang cukup besar.
Kalau dari sisi harga dibanding nilai bukunya BUVA menarik, berada di 0.22, tapi harus diingat, saham ini sedang digembok oleh BEI karena belum menyampaikan laporan keuangan. Bagi kami ini patut diwaspadai, karena laporan keuangan yang tepat waktu menandakan manajemen yang baik.
Padahal letaknya di Bali dan memiliki prospek cerah. Informasi lengkap tentang PT. Bukit Uluwatu Villa bisa dilihat di website resminya di sini.
Sedangkan SHID, yaitu Hotel Sahid, yang dikenal memiliki banyak jaringan di Indonesia, terkena dampak juga, meskipun menurut kami masih cukup rasional untuk dijadikan objek investasi. Apalagi rasio hutangnya tidak begitu besar.
Saham Perhotelan Terbaik
Namun ada satu hotel yang menyita perhatian. Saat yang lainnya hancur lebur, dan sangat parah, saham ini justru berhasil mencetak laba. Kami sendiri sangat terkejut. Yaitu EAST, atau yang dikenal dengan Eastparc Hotel.
Ini hotel bintang 5 yang berada di Yogyakarta. Menarik menilik kota tempat hotel ini. Yogyakarta dikenal sebagai tujuan pariwisata lokal dan mancanegara. Juga kota yang dikenal ramah tradisi dan budaya.
Kalau hasil bacaan kami, alasan menjadikan EAST memiliki kinerja bagus adalah, mengurangi beban utang dan beban operasional. Bisa dilihat dari tabel bagaimana porsi hutangnya hanya 0.06. Ini cukup bagus, sehingga kinerjanya cukup moncer. Oleh sebab itu kami sebut dengan saham perhotelan terbaik.
Harganya juga tidak terlalu mahal, rasio book value dibanding harganya berada di angka 1. Wajar dibanding yang lain. Banyak yang mengulas strategi hotel ini karena kemampuan dalam bertahan di musim pandemi.
Semua kembali pada masing-masing. Bagi Anda yang menyukai value investing, maka saat inilah mencari saham-saham yang terdampak pandemi, salah satunya adalah saham perhotelan. Semoga bermanfaat.