Mungkin Anda terkagum-kagum dengan beredarnya informasi di lini masa, entah di facebook, instagram, atau stockbit, terkait dengan akun-akun yang pamer portofolio dan selalu untung. Tentu saja hal ini sangat aneh.

Perlu diketahui, selalu untung di bursa kemungkinannya sangat kecil. Semua akan mengalami kerugian, entah karena salah mengambil keputusan, atau waktu yang tidak tepat. Bahkan scalper andal seperti Bekti Sutikna juga pernah mengalami kerugian. Lalu bagaimana trik mereka selalu untung?

Alasan Pamer Porto Saham

Sebenarnya setiap orang bisa pamer porto saham, namun demikian ada beberapa alasan tertentu mengapa hal ini dilakukan. Pertama, memang dalam keadaan bangga mendapatkan keuntungan.

Sehingga sebagai sifat dasar manusia, ingin pamer, memperlihatkan pencapaiannya. Bisa sekadar hanya ingin mendapatkan pujian.

Kedua ingin diikuti. Ketika kita pamer portofolio saham, biasanya ada maksud agar suatu hari ketika memberikan rekomendasi, maka banyak orang ikut untuk membeli, sehingga saham yang kita beli akan naik.

Hal ini sering terjadi di dunia pasar modal. Mulai dari influencer, bahkan ustadz pernah memberi rekomendasi. Sehingga harga sahamnya naik dan mendapatkan keuntungan.

Ketiga, ingin membentuk member group premium berbayar. Ini yang sering dilakukan oleh orang-orang yang menyebarkan bukti keuntungan di saham. Dengan adanya bukti tersebut, banyak percaya, sehingga mau ikut grup saham premium.

Alasan ketiga ini paling banyak dilakukan oleh orang-orang. Jadi tujuan utama bukan untuk membuat saham yang dibeli menjadi naik, tapi punya grup premium berbayar. Bahkan biasanya juga diundang seminar-seminar. Menurut kami hal ini cukup menggiurkan.

Trik Agar Porto Selalu Untung

Sebenarnya ada trik yang dilakukan agar pamer porto terlihat selalu untung. Trik ini sering dilakukan, meskipun tidak semua orang. Tapi tetap dengan basis analisa terutama teknikal.

Biasanya pada tahap awal akan screening saham yang potensi untuk naik pada hari berikutnya. Dia mengumpulkan daftar sebanyak-banyaknya. Mulai dari saham lapis dua hingga gorengan.

Keesokan harinya pelaku melakukan eksekusi. Tapi tidak hanya membeli satu atau dua saham, dia akan membeli banyak saham di portofolionya. Biasanya belasan.

Namun perlu diperhatikan, pembelian tersebut bukan dengan angka yang cukup besar. Biasanya hanya satu, dua, tiga, atau empat lot. Yang penting membeli di harga yang sudah ditentukan.

Ketiga ketika ada yang rugi, mereka akan langsung jual. Entah rugi hanya satu persen, pokoknya langsung jual. Sehingga yang tersisa hanyalah golongan-golongan saham yang mendapatkan keuntungan.

Ketika sudah naik, mereka akan screen shoot. Kenaikan tersebut biasanya di rentang 2-5%. Sesekali ada yang meraih keuntungan di angka lebih dari 5%. Sebagai pengetahuan, keuntungan 2% saja di pasar modal dalam waktu satu hari sudah sangat besar. Ingat yang rugi sudah dijual, jadi tersisa yang untung.

Nah ketika di screen shoot biasanya jumlah lot akan dicoret, dan harga kumulatif juga dicoret, yang tersisa adalah prosentase kenaikan saham. Sehingga gambar tersebut akan meyakinkan. Jadi tampak positif.

Realistis di Bursa Saham

Memang tidak ada salahnya mengikuti rekomendasi-rekomendasi yang beredar. Namun demikian saya sering sekali menemukan pelaku di pasar modal yang membeli saham dan nyangkut di harga tinggi karena mengikuti rekomendasi.

Ketika saya tanya kenapa membeli saham tersebut, jawabannya pasti tidak tahu. Intinya hanya ikuti rekomendasi.

Percayalah, hanya sedikit orang yang memiliki kemampuan meraih keuntungan konsisten setiap hari. Bahkan Anda mendapatkan 30% dalam setahun, itu sudah tergolong mastah di pasar modal.

Sebagai pengetahuan standard untung di pasar modal dalam setahun adalah 15%. Jika 20% sudah bagus, 25% sudah cukup bagus. Jadi jangan selalu bermimpi 200% setahun. Justru karena inilah sering kejeblos. Sekali selamat, dua kali tiga kali bisa ambyar.

Sabar saja, itu kunci investor di pasar modal. Karena saham pada hakikatnya hanyalah aliran uang dari orang tidak sabar, kepada orang-orang yang sabar (Warren Buffet).

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Copas Ya