Saham Produsen Nikel | Siapa Prospek Paling Cerah?

Saham produsen nikel yang sahamhijau.com maksud di sini fokus bahwa emiten tersebut memang sudah menghasilkan nikel. Bukan yang masih akan kerjasama, atau akan membangun smelter. Intinya sudah produksi di tahun 2021.

Sehingga kita tahu bahwa di tahun 2022 atau berikutnya, emiten-emiten ini benar-benar merasakan kecipratan keuntungan. Karena yang kita tahu, kebutuhan di pasar sangat tinggi, untuk banyak hal, bukan hanya baterai.

Saham Produsen Nikel

Dalam pantauan kami, ada tiga saham produsen nikel. Kalau yang nyerempet ke nikel, kami sudah pernah bahas di sini. Tapi kali ini adalah daftar saham yang sudah produksi.

Yang pertama adalah ANTM. Ini perusahaan plat merah yang sebenarnya lebih terkenal dengan emas yang dihasilkan. Namun demikian, salah satu sektor tambangnya adalah nikel. Oleh sebab itu sering kecipratan sentimen dan harganya jadi naik.

Dari cnbc, kami mendapatkan informasi bahwa lahan tambang ANTM untuk nikel berada di Bahodopi Sulawesi Tengah, dan Matarape di Sulawesi Tenggara. Memang cukup besar.

Saham produsen nikel yang kedua adalah INCO atau biasa disebut dengan PT Vale Indonesia. Di ajaib diulas kalau yang satu ini adalah penguasa nikel dari hulu hingga hilir. Dan memang sangat fokus di nikel.

Wilayah eksplorasinya terletak di Kolonodale, Bahodopi, sampai Matano dan Suasua. Jadi memang cukup menarik karena memiliki lahan yang luas dan variatif.

Saham produsen nikel ketiga adalah DKFT. Di antara dua yang di atas, ini adalah saham yang tidak begitu dikenal. Harganya juga paling kecil, dan sering mengalami kerugian. Jadi jarang dilirik.

Tapi kalau bicara produsen nikel, maka DKFT merupakan emiten yang sudah fokus di nikel sejak 2008. Bahkan pada tahun 2011 sudah mulai mengekspor.

Lokasinya adalah Sulawesi, tepatnya di Morowali, Sulawesi Tengah dan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Bisa dikatakan sebagai salah satu perusahaan fokus nickel tapi jarang disinggung.

Jumlah Produksi Nikel Tahun 2021

Yang pertama adalah ANTM, dari bisnis.com, di tahun 2021, perusahaan ini berhasil produksi tanpa diaudit sebesar 25.818 ton. Sebagai catatan ini adalah feronikel.

Perlu menjadi perhatian, feronikel merupakan jenis yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri, seperti baterai. Bahkan menjadi bahan dalam pembuatan baja agar menjadi tahan karat. Tapi kadar nikelnya hanya di angka 25%-45%.

Sedangkan yang kedua yaitu INCO, dari kontan.co.id, perusahaan nikel ini berhasil produk 65.388 metrik ton nikel dalam matte. Dari sinilah kita mulai melihat ada perbedaan jenis produksi dengan ANTM. Lebih lengkap tentang INCO di sini.

Sebagai pengetahuan nikel matte merupakan hasil dari pengolahan bijih nikel. Artinya bisa dikatakan ini perasannya. Kadar nikelnya adalah 78%. Jadi sangat bagus.

Yang terakhir adalah DKFT. Dari bisnis.com kami mendapatkan informasi bahwa sepanjang 2021 berhasil menghasilkan nikel sejumlah 886.725 ton dalam bentuk biji nikel. Ini jumlah yang lumayan.

Nah untuk bijih nikel bisa dikatakan adalah nikel dengan kadar yang rendah. Karena harus diolah sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Inilah yang membedakan antara keduanya.

Kalau melihat ulasan di atas, maka INCO juaranya. Karena mampu menghasilkan nikel dengan kualitas yang sangat bagus. Dengan kata lain harganya akan mahal.

saham produsen nikel

Kinerja dan Laba

Untuk melihat seberapa bagus ketiganya, sedikit kita singgung fundamentalnya. Terutama dalam kemampuan menghasilkan laba. Dari sini setidaknya ada gambaran, mana yang cukup efektif. Kami kutip dari ipot pada kuartal pertama 2022.

KeteranganANTMINCODKFT
ROE6.57%3.04%8.21%
ROA4.65%2.66%1.32%
DER0.410.145.21
PER32.02x68.33x24.25x
PBV2.11x2.09x2x
HargaRp1.9556.700130

Nah jika melihat dari kemampuan menghasilkan laba dari ekuitasnya justru DKFT juaranya. Meskipun selisih dengan ROA besar karena hutangnya yang sangat tinggi.

Kami juga belum meneliti lebih jauh kenapa emiten dengan kapitalisasi pasar mini ini, 733 milyar, justru lebih mendapatkan hasil yang memuaskan. Tapi hutangnya memang mengerikan sekali.

Bagaimana dengan harganya, berbanding nilai bukunya, DKFT juga juaranya, paling kecil. Begitu juga dengan angka PER, jauh lebih kecil dibanding pesaingnya.

Pertanyaannya, apakah DKFT adalah saham produsen nikel terbaik? Kita belum tahu, karena harganya sangat fluktuatif dibanding dua saudaranya.

Mungkin DKFT adalah paling cerah meskipun tidak terkenal. Tapi kita harus buktikan di pasar saham dengan pergerakan harganya. Kami sudah mengulasnya lengkap di sini.

Related Posts

3 thoughts on “Saham Produsen Nikel | Siapa Prospek Paling Cerah?

  1. Saya mengikuti youtube saham hijau atau ngenet. saya tertarik dengan unggahannya terkait pembuatan blog yang maksimal adalah dua.
    oh iya terkait prospek ini . kalau kita membangun portofolio udah di pertengahan nih, aakah harus ya melihat semacam ini. toh dia perusahaan besar dan milik pemerintah?

    1. Terimakasih ya mas Bondan. Sebenarnya saya belum begitu paham dengan pertanyaan, tapi saya coba menjawab.
      Ketika membeli sebuah saham di satu sektor, maka kita harus mempertimbangkan banyak hal, terutama dibandingkan dengan perusahaan lain di sektor tersebut. Apakah Anda ingin membeli yang paling murah, atau yang kinerjanya paling bagus. Kalau sudah di pertengahan jalan, bisa saja evaluasi jika memang dirasa kurang pas. Kalau menurut Anda sudah bagus, maka lebih baik lanjutkan memegang saham tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Copas Ya